Kontroversi Inhall

       Praktikum sudah menjadi makan sehari-hari kita sebagai mahasiswa dan mahasiswi ilmu kimia. Bisa gak bisa. Suka gak suka kita harus mau melaksanakan praktikum. Ya namanya juga bidang yang kita geluti sekarang itu bidang dimana kita harus cinta dengan yang namanya laboratorium. Dalam praktikum tentu kita mengenal dengan istilah inhall. Inhall yang dikenal sebagai pengganti praktikum saat kita berhalangan hadir pada jadwal praktikum yang telah ditentukan. Sakit, izin, atau tidak ada keterangan sekalipun termasuk dalam kategori inhall.

       Kontroversi inhall telah membuat geger mahasiswa dan mahasiswi ilmu kimia. Telah disepakati oleh ketua labor kita, ibu Is Fatimah pada setiap awal sebelum pelaksanaa praktikum bahwa biaya inhall sebesar Rp. 100.000,- sontak nominal tersebut bikin mahasiswa dan mahasiswi ilmu kimia menjadi kaget dan resah.

       Nominal sebesar itu untuk apa? Bukankah itu terlalu mahal? Bukankah untuk dana pemeliharaan laboratorium sudah ada anggaran tersendiri? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang pastinya ada dibenak kita semua. Nah untuk meluruskan fikiran-fikiran negative kita terhadap inhall, kami telah melakukan survey lapangan mengenai hal ini.

       Setelah kita mewawancarai berbagai sumber yang dapat mempertanggung jawabkan atas hal ini bahwasanya adanya biaya inhall yang nominalnya sangat besar tersebut semata-mata hanya untuk membuat mahasiswa dan mahaiswi tidak meremehkan yang namanya praktikum. Ini hanya saja taktik ketua laboratorium dan para asisten agar kita sebagai praktikan menjadi disiplin waktu.

       Namun apakah hanya dengan cara membayar dapat diterapkannya suatu kedisiplinan? Tidak adakah cara lain untuk menerapkan kedisiplinan?

Tapi balik lagi, ini adalah keputusan yang telah ditetapkan. Ini pun dibuat kembali lagi untuk kita.Sekarang agar tidak kena inhall, sama-sama kita belajar mengatur waktu dan menjaga kesehatan.Ayoo smangaat, jangan mau kalah sama inhall...

HIDUP MAHASISWA !!