Yah, mungkin para pembaca akan menorehkan satu pertanyaan
mengenai judul diatas. Menghangatkan? Keluarga? Ada apa dengan keluarga kita?
Apa ada yang salah? Salah satu pertanyaan tersebut pasti ada yang terlintas
dalam benak pembaca. Keluarga, yah, keluarga yang penulis maksud disini adalah
himpunan mahasiswa kimia atau yang lebih sering disebut HMK kita ini. Kita
menyebut HMK kita ini sebagai keluarga, keluarga kecil kita, keluarga kedua
kita. Namun, sudahkah kita menemukan esensi yang sesungguhnya dari kata
keluarga itu sendiri? Atau, sudahkah kita merasakan kehangatan didalam keluarga
itu sendiri? Jika belum, haruskah kita pergi meninggalkan keluarga ini? Atau
memang jika sudah, bagaimana caranya agar kita selalu menjaga kehangatan
keluarga itu?
Diluar dari semua itu, penulis hanya ingin memaparkan suatu
hal. Selama ini kita selalu menyebut HMK kita ini sebagai keluarga, namun
sudahkah setiap orang yang ada dalam HMK itu sendiri telah merasakan makna dari
keluarga itu? Sudahkah kita mengenal dengan baik saudara-saudara kita layaknya
keluarga yang semestinya? Ataukah kata keluarga yang selama ini diucapkan hanyalah
sebuah kata pemanis? Sebelum kita membahas lebih lanjut, maka ada baiknya kita
bertanya pada diri kita sendiri, sudahkah kita merasakan keluarga itu? Jika
sudah, maka pembaca tidak perlu lagi membaca tulisan saya yang biasa ini. Namun
jika hati kecil anda berkata belum, mari kita bahas lebih lanjut.
Menurut teman-teman himpunan yang lain, dalam artian ini
diluar HMK, kita terlihat seperti keluarga yang harmonis. Namun, apakah kita
sudah se-harmonis yang mereka pikirkan? Apakah harmonisnya kita hanya terlihat
diluarnya saja? Jika memang kita sekarang belum bisa menciptakan keluarga yang
benar-benar harmonis tersebut, maka sudah seharusnya kita berbenah diri. Kita rendahkan
ego kita supaya mampu memahami saudara kita. Karena sejujurnya ini menjadi sebuah tantangan untuk membuat satu pandangan
yang selaras antara kita yang berbeda watak ini. Sebagian pembaca mungkin
menganggap jika kita sudah seperti keluarga harmonis, tapi penulis meyakini
sebagian kecil pembaca yang lain merasakan hal yang berbeda. Lalu, bagaimana
cara kita untuk menghangatkan keluarga kita ini?
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menginstropeksi diri
kita sendiri dan tentunya berfikir dewasa dan jujur. Jika masing-masing dari
kita telah berinstropeksi diri, maka kita tidak akan lagi saling menyalahkan.
Kita tidak akan lagi mempunyai rasa kesal yang terpendam, kita tidak akan
mengumpat seperti “Ah! Apaan sih!” atau “Katanya keluarga?”. Setelah
berinstropeksi diri, kita akan mampu mengeluarkan uneg-uneg yang selama ini tidak tersampaikan dan tentu saja dengan
cara kekeluargaan yang semestinya. Setelah semua saudara kita menyampaikan uneg-unegnya, kita mampu menyelesaikan
masalah tersebut. Masalah yang membuat keluarga kita ini sedikit renggang.
Sebenarnya tidak ada yang salah, hanya saja kita yang belum mampu memahami
saudara kita dan kita yang belum meluangkan waktu untuk berkumpul bersama
keluarga kita. Jika didalam keluarga kita ada yang salah, tidak semestinya kita
berdiam diri lalu pergi meninggalkan keluarga kita. Ada baiknya jika kita
memperbaikinya, sedikit demi sedikit, perlahan namun pasti. Meski perjuangan
yang kita lakukan membutuhkan waktu yang lama. Jika kita malah memilih untuk
meninggalkan, maka apa jdainya keluarga kita? Masalah yang ada pada keluarga
kita yang ada malah semakin bertambah. Tidak sepantasnya juga kita lari dari
masalah, lebih bijak jika kita mampu menyelesaikan masalah dalam keluarga
tersebut. Sebenarnya penulis sangat menyayangkan jika ada saudara kita yang
meninggalkan keluarga ini. Dia merasa jika keluarga ini sudah tidak terasa
seperti keluarga, lalu dia memutuskan untuk pergi. Yah, cukup tahu jika dia
merasakan ketidaknyamanan didalam keluarga kita sendiri. Namun, apakah dengan
pergi meninggalkan keluarga kita itu adalah pilihan terbaik? Rasanya tidak, dan
alangkah lebih baik jika kita memperbaiki keluarga kita ini. Seperti yang sudah
penulis paparkan tadi, menyelesaikan masalah yang ada, meski butuh waktu yang
tidak singkat.
Sejak awal, kita konsisten menyebut ini sebagai keluarga.
Maka sudah seharusnya kita menjaga ikatan keluarga itu. Jika dirasa ada yang
salah dengan keluarga ini, tolong janganlah dipendam tapi ungkapkanlah dengan
cara yang baik-baik. Tidak pula dengan kita memberi kritik yang pedas dan tidak
membangun yang hanya mencela kekurangan dari keluarga ini. Tidak pula dengan
memalingkan muka dari keluarga ini, atau pergi meninggalkan keluarga ini.
Ingat, semua itu tidak menyelesaikan masalah dalam keluarga ini.
Jika didalam lapangan, kita masih belum mampu bersikap adil
pada anggota keluarga ini, maka benahilah dulu diri kita. Jika kita masih
mempunyai asumsi “aku lebih dekat sama dia, biar dia saja”, maka hal itulah
yang menjadi salah satu penyebabnya. Kita harus menghapus kata “lebih”, kita
semua sama, kita “sama” dekat tidak ada yang “lebih” dekat, karena itulah yang
dinamakan keluarga. Mungkin karena kita yang jarang sekali menghabiskan waktu
bersama layaknya sebuah keluarga, yang menyebabkan kita belum mampu bersikap
adil pada saudara-saudara kita yang lain.
Dengan lebih banyaknya waktu yang dihabiskan bersama, berbagi
cerita mengenai masalah yang ada, kehangatan keluarga yang kita harapkan pasti
akan tercipta. Terlebih sekarang kita mendapatkan anggota keluarga yang baru.
Alangkah baiknya jika kita menyambut mereka dengan kehangatan keluarga yang
sebenanya, supaya mereka nyaman didalam keluarga ini, supaya tidak akan pernah
terfikir oleh mereka untuk meninggalkan keluarga ini. Keluarga ini, kita harus
benahi dan menghangatkannya bersama-sama, karena untuk itulah kita menjadi
keluarga besar mahasiswa kimia.
HMK, keluarga yang akan selalu harmonis...