About Us

Welcome to our site !!! Please enjoy it . . . *^o^*

Selasa, 26 Maret 2013

MENGEMBANGKAN ATSIRI, KIMIA UII MENGABDI UNTUK NEGERI


Oleh Dian Riyanti dan Ifat Fatimah

Kulon Progo (23/03/2013)-Keluarga besar S1 Ilmu Kimia UII yang terdiri dari mahasiswa, dosen, kepala Prodi, serta  Guru Besar melakukan kunjungan study bersama sebagai wujud pengabdian masyarakat serta membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan pembangunan swadaya masyarakat lokal. Kegiatan dihadiri wakil dinas pertanian dan perhutanan Kulon Progo, Aris dan Sutarman, kepala dusun sekaligus tuan rumah penyelengara kegiatan serta ketua kelompok petani Kulon Progo bagian utara yang terbagi dalam beberapa kecamatan seperti kecamatan Samigaluh, Girimulyo, Kokap dan Kali Bawang dengan program awal penanaman nilam dan  sarahsehan minyak atsiri yang bertempat di desa Banyunganti, Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta.

Rombongan disambut hangat oleh masyarakat sekitar desa disertai suasana alam yang luar biasa hijau dan rapi sehingga memberikan semangat lebih untuk merealisasikan tujuan kedatangan rombongan. Dengan adanya kerjasama antara perguruan tinggi, dan swasta serta partisipasi masyarakat  ini diharapkan potensi alam Kulon Progo akan lebih dapat dikembangkan dan dimanfaatkan lebih sehingga dapat meningkatkan lapangan perkerjaan serta kesejahteraan hidup masyarakat Kulon Progo bagian utara yang mayoritas berprofesi sebagai petani tanaman perkebunan seperti: cengkeh, kopi, teh dan nilam yang merupakan komoditas utama masyarakat daerah Banyunganti , Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta.
Kabupaten Kulon Progo mempunyai luas lahan terbesar kedua setelah kabupaten Gunung Kidul yang mempunyai potensi alam terbagi menjadi 3 zona dengan luas lahan keseluruhan 58 ha. Ketiga zona tersebut adalah: Zona utara meliputi derah perbukitan yaitu Kec. Samigaluh, Girimulyo, Kokap dan Kalibawang. Zona tengah yang meliputi daerah dataran serta zona selatan yaitu daerah pantai yang bila dimanfaatkan satu-persatu dengan baik, maka sektor agraris di Kulon Progo akan menjadi maskot daerah yang luar biasa karena Kulon Progo sendiri telah menelurkan produ-produk organik yang telah terstandar secara internasional serta beberapa prestasi lainnya tanpa ada campur tangan perkebunan swasta.
Namun, karena keterbatasan pengetahuan dan pendidikan masyarakat serta keinginan untuk mengasilkan tanaman yang banyak namun dengan tata tanam sedikit membuat Dinas Pertanian dan Perhutanan harus memutar otak untuk memenuhi permintaan tersebut yaitu dengan metode campur aduk tanaman tanpa ada pengelompokan jenis tanaman seperti halnya perkebunan milik swasta yang sangat terstruktur rapi sehingga kerjasama ahli seperti ini sangat dibutuhkan untuk mengarahkan metode-metode manual ke metode-metode ilmiah sehingga hasilnya akan lebih maksimal yang diharapkan hasil produk yang didapat akan terjamin mutu dan kestabilan harga pasar.
Acara dibuka oleh Dwi Arso selaku dosen Prodi S1 Ilmu kimia UII sekaligus sebagai moderator acara yang memaparkaan secara singkat tujuan dan maksud kedatangan rombongan yang dilanjutkan oleh sambutan wakil Dinas Pertanian dan Kehutanan yang menjelaskan potensi-potensi apa saja yang terdapat di Kulon Progo serta progam-program apa saja yang telah dilakukan pemerintah daerah dalam meningkatkan pembangunan daerah walau hasil yang didapat tidak semaksimal yang diharapkan, serta menyambut niat baik kerjasama prodi Ilmu Kimia UII.

Kegiatan ini berguna untuk membantu peningkatan produk secara ilmiah serta kepastian harga dan jaminan pasar dari hasil panen yang dihasilkan.sehingga petani akan lebih bersemangat untuk mengolah lahannya sesuai apa yang diharapkan kedua belah pihak.

Lebih lanjut, Ketua prodi S1 Ilmu Kimia, Riyanto memperjelas kembali maksud dan tujuan kedatangan rombongan yaitu mensosialisasikan bagaimana bahan mentah diolah menjadi produk yang lebih berharga, pengembangan minyak gaharu yang mempunyai nilai jual sangat tinggi di pasar serta cara penyulingan tanaman rumah tangga seperti: sereh, jahe, dan kunyit yang bila dilakukan sentuhan pengolahan sedikit akan menjadi minyak atsiri yang 10 kali lipat harga nya lebih tinggi dibanding produk suling biasa yang biasanya telah dilakukakan  masyarakat sekitar bertahun-tahun lamanya.

Tak ketinggalan, Guru Besar UII,  Hardjono juga menjelaskan langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan petani dari hasil penyulingan minyak atsiri dari tanaman sampai penjelasan pasar yang akan dituju petani untuk menjual hasil panennya sehingga ketidakpastian harga hasil panen tidak akan terjadi. Namun dengan syarat UII-lah yang menetukan standarisasinya karena PT. Hufa Idar sebagai pembeli besar produk minyak atsiri mempercayakan jaminan mutu dan kualitas produk dipihak UII
“Kita akan membantu semaksimal mungin membantu petani menjual barangnya dengan syarat petani harus jujur dalam pembuatan produk. Tidak ada rekayasa atau manipulasi produk karena itu akan menurunkan kredibiltas UII kepada pihak pembeli ” tuturnya.

Menariknya, salah satu perwakilan peserta, Marlan, Ketua Kelompok petani desa Banyunganti mengharapakan ‘’Kerjasama ini diharapkan akan berlangsung terus berkelanjutan tidak hanya dalam pendampingan saja namun dari pembibitan, penananam, dan perawataan khususnya tanaman nilam karena untuk nilai petani masih belum paham bagaimana pengolahan nilam dengan baik dan ilmiah. Ia juga  memohon bantuan kepada DPP kecamatan, Pemda untuk tidak hnya menjadikan desa Banyunganti sebagai demplot saja namun tetap terus proses pembimbingan dilakukan”
Sebelum penutupan acara, Fahri Cahyana selaku perwakilan himpunan mahasiswa S1 Ilmu Kimia juga menambahkan bahwa mahasiswa akan siap membantu pula dalam pembuatan pupuk tanaman dengan bentuk dimensi lain dari kebiasaan masyarakat sebelumnya yaitu dengan membuat pupuk organik cair yang telah dipelajari saat proses kuliah dan mencoba mengaplikasikannya untuk pemanfaatan tanaman petani.
Acara yang paling ditunggu-tunggu tiba, penamaman bibit nilam! Penanaman bibit tanaman nilam dilakukan  di belakang rumah Sutarman. Bersama dengan mahasiswa UII, masyarakat belajar bagaimana cara menyiapkan lahan, cara tanam, dan lain sebagainya yang dilakuan dalam waktu yang bersamaan karena sebelumnya terjadi miss understanding dengan pihak Dinas Pertanian dan Perhutanan Kulon Progo yang dikira sebelumnya lahan telah dipersiapkan ternyata belum dipersiapkan sehingga proses penanaman hanya bersifat simbolik saja namun acara berlangsung tetap menyenangkan dan penuh makna karena ini momen pertama bagaimana bercocok tanam sebagai petani yang mungkin tidak pernah lakukan sebelumnya. Sehingga nilai berilmu ilmiah beramal ilmiah akan teraplikasikan dengan baik dan bermanfaat banyak untuk pembangunan swadaya masyarakat kulonprogo. Bravo Ilmu Kimia UII!

3 komentar: