About Us

Welcome to our site !!! Please enjoy it . . . *^o^*

Selasa, 05 Juni 2012

Kuliah 5 Senti

Oleh : Sya'roni Imam
Tak seperti biasanya. Dudu hampir 2 minggu ini terlihat murung. Tak ada semangat dan gairah hidup yang terpancar di wajahnya. Prof. Yo mendepaknya dari laboratorium karena terlambat datang  5 menit setelah praktikum dimulai. Bukan cuma nilai yang akan dipotong, tapi uang bulanan juga harus direlakannya dengan cuma-cuma. Seratus ribu melayang!

“hehehe...sudahlah Dudu. uang seratus ribu itu mudah dicari. Uang tersebut dari mahasiswa, untuk asisten, dan pada dosen, ” sindir Prof. Yo.

“Lho... tidak bisa begitu Prof. Itu artinya manis di situ, pahit di sini, ” gugat Dudu.

“Tenang dulu Dudu, semua ini demi kebaikan dan kepentingan  mahasiswa.”

“Kebaikan dari mana? Aku jadi takut malahan. Sampai-sampai ngerjain laporan waktu sedang kuliah.  Kuliahku, ya laporanku itu. tak mendapat ilmu!”


Prof. Yo terdiam, sorot matanya terlihat nanar.

“Sebentar lagi UAS (Ujian Akhir Semester) dimulai, tapi Aku tak punya catatan. Tak punya buku. Bagaimana Aku bisa belajar Prof.?”

Prof. Yo tetap diam, sorot matanya makin tampak nanar.

“Salah kamu sendiri sih, kuliah menggunakan metode 5 senti,” jawabnya mencoba bersikap bijaksana.

 “Hmm... maksud Profesor dengan 5 senti apa? mbok  ya, diterangin dulu Prof”

Seperti namanya, Yo,  Profesor satu ini bisa memikirkan segala hal yang tak dipikirkan orang lain.
yo bisa meneliti, yo bisa mengajar, menari pun yo iso.

“Kuliah 5 senti itu, hanya bisa mikir, tak bisa ngomong. Cuma jarkoni, bisa berujar tak bisa melakoni. Harusnya itu kuliah 2 meter.”

 “Nah, apalagi itu 2 meter?”

“Pintar bukan hanya berpikir saja, tetapi juga menjalankan apa yang dipikirkan. Otak, kaki, tangan, mulut, sama-sama dikuliahkan, dan sama-sama harus bekerja.”

“Aduuuh..konkritnya gimana itu?”

“Begini, supaya senang menjalani kuliah, kamu harus mencintainya dahulu. Seperti halnya reaksi kimia yang takluk terhadap katalis yang tepat. ”

“Hebat! terus katalis buat ku apa Prof?”

“Kamu sukanya terhadap apa? atau siapa?”

Ahaaa... tiba-tiba sekeliling kepala Dudu diterangi ide gila yang menyala-nyala. Dalam bayangannya, muncullah sesosok gadis bernama Riva.

“Prof, Dudu pamit dulu ya.”

“Heee... mau kemana? penjelasanku belum selesai.”

“Dilanjutin ntar saja Prof, mau menemui katalis-ku, si Riva.

“Huuh... dasar si Dudu, mahasiswa kuliah 5 senti!!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar