Air
adalah benda cair yang terdiri dari oksigen dan hydrogen dalam kadar-kadar tertentu. Peranan air dalam kehidupan sungguh besar. Mekanisme kompleks kehidupan tidak mungkin dapat berfungsi dalam satu lingkungan selain dalam lingkungan cair,
dan satu satunya cairan untuk itu adalah air. Sebagian besar bumi kita adalah air, bahkan sebagian besar diri kita sebagai manusia juga adalah air. Alloh SWT telah menggaris bawahi dalam
al-qur’an bahwa :
وَجَعَــلْنَا مِنَ
الْمَاءِ كُلَّ شَيْئٍ حَيٍّ
“Kami
jadikan dari air segala sesuatu hidup” (QS Al-Anbiya’121)
Ini berarti segala
yang hidup membutuhkan air, pemeliharaan kehidupan segala sesuatu dengan
air. Kebenaran pernyataan tuhan ini telah terbukti melalui penemuan lebih dari satu cabang ilmu pengetahuan. Sitologi
(ilmu tentang susunan dan fungsi sel)
misalnya menyatakan bahwa air adalah komponen terpenting dalam pembentukan sel
yang merupakan satuan bangunan pada setiap makhluk hidup, baik hewan ataupun tumbuhan.
Sedang biokimia menyatakan bahwa air adalah unsur yang sangat penting pada setiap interaksi dan perubahan
yang terjadi di tubuh makhluk hidup . Air berfungsi sebagai media, faktor pembantu
,bagian dari proses interaksi, atau bahkan hasil dari proses interaksi itu sendiri.
Sedangkan fisiologi menyatakan bahwa air sangat dibutuhkan agar masing-nasing organ
dapat berfungsi dengan baik. Hilangnya fungsi itu akan berarti kematian.
Air telah Alloh ciptakan sedemikian rupa, sehingga ia memiliki keunikan
dibanding cairan lain. Lihatlah es, ia menjadi lebih ringan dari air,
karena itu ia mengapung. Itulah salah satu sifat dari air yang
unik. Anda bisa bayangkan jika air tidak bersifat demikian yakni es tidak mengapung, dan
air yang ada dibagian bawah akan naik kepermukaan dan pada saatnya akan menjadi es. Akan
tetapi, mengapa air demikian itu sifatnya berbeda dengan cairan lain,
dan siapa yang berada di balik semua ini, maka tidak ada jawaban yang
dapat diberikan kecuali bahwa itu adalah ciptaan Alloh SWT.
Karena berkata kebetulan adalah sesuatu yang tidak masuk akal
لَوْ
نَشَاُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْلاَ تَشْـكُرُوْنَ
Dalam QS Al-Waqi’ah tersebut,
Alloh mengubah
perhatian
kita dengan
firman-Nya, maka apakah kamu telah melihat, dengan mata kepala atau hati, keadaan yang
sungguh menakjubkan pada air yang dari saat ke saat kamu minum, Kamu kah yang menciptakannya tawar atau mengatur
prosesnya menjadi tawar dan memiliki sifat yang unik lalu menurunkannya dari
awan dalam keadaan enak diminum ataukah kami penurunnya ? kalau kami menghendaki
niscaya kami menjadikannya air yang turun itu asin lagi sangat pahit membakar
perut, serupa dengan rasanya sebelum menguap dari laut sehingga tidak dapat
kamu minum, Maka mengapakah kamu tidak terus menerus bersyukur kepada Alloh SWT
yang menjadikan tawar dan enak diminum ?
Menyangkut
air bumi Alloh SWT berfirman :
قُلْ
اَرَاَيْتُمْ اِنْ اَصْبَحَ مَاؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَأْتِيْكُمْ لِمَاءٍ
مَعِيْنٍ
“Katakanlah
(wahai nabi Muhammad) kepada mereka yang lalai menyangkut ni’mat air.”
Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu surut masuk ke kedalaman bumi
sehingga menghilang dari permukaan, sumur menjadi kering dan sumber air lainnya
tak dapat anda jangkau maka siapakah yang akan mendatangkan buat anda air yang
mengalir atau memancar ? pasti tidak satupun kecuali Rabb al- Alaminnn, sang
pemelihara seluruh alam (QS Al-Mulk 67) Di musim kemarau perintah tuhan di atas
dirasakan oleh tidak sedikit dari anda.
Air selalu
mengalir ke tempat yang rendah, dan mengambil bentuk bejana yang memuatnya.
Kita harus menarik pelajaran dari air, antara lain bahwa walau ia selalu
mengalir ke tempat yang rendah, dan mengambil bentuk bejana yang
memuatnya, namun ia sangat-sangatlah kuat dan semua makhluk membutuhkanya.
Air dalam
dunia spiritual adalah tuntunan ilahi, karena itu ajaran agama dinamai syariat
yang secara harfiah berarti sumber air. Kalau tanpa air yang terdiri dari
oxigen dan hidrogen (H2O) itu kita tidak dapat hidup didunia fisik
ini, maka tanpa tuntunan agama yang terdiri dari Qur’an and Hadits, kitapun
tidak akan hidup dalam dunia spiritual, dan takan hidup di akhirat nanti dengan
dengan kehidupan yang berkualitas, tapi tidak juga mati sehingga terbebaskan
dari kehidupan demikian.
sihab, Quraisy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar